Rasulullah saw pernah
menyeru kita agar jangan emosi dalam menghadapi masalah, hendaklah
bersikap tenang dan tidak terburu-buru. Perhatikan beberapa hadits
berikut ini :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ.
(رواه البخاري : 5651 – صحيح البخاري - بَاب الْحَذَرِ مِنْ الْغَضَبِ)
Dari
Abu Hurairah ra, bahwa berkata kepada Nabi saw : Berikanlah wasiat
kepadaku. Nabi saw bersabda : Janganlah kamu marah/emosi. Laki-laki itu
mengulangi perkataannya berkali-kali. Beliau tetap mengatakan :
Janganlah kamu marah/emosi. (HR.Bukhari : 5651, Shahih Buklhari, babul
hadzar minal ghadlabi)
حَدَّثَنَا أَبُو مُصْعَبٍ
الْمَدَنِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمُهَيْمِنِ بْنُ عَبَّاسِ بْنِ سَهْلِ
بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْأَنَاةُ مِنْ اللَّهِ
وَالْعَجَلَةُ مِنْ الشَّيْطَانِز رواه الترمذي : 1935 – سنن الترمذي -
بَاب مَا جَاءَ فِي التَّأَنِّي وَالْعَجَلَةِ)
Telah menceritakan
kepada kami Al-Muhaimin bin Abbas bin Sahl bin Sa'ad Assa'adi, dar
ayahnya, dari kakeknya, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Sifat
hati-hati (waspada) itu dari Allah dan tergesa-gesa itu godaan yang
datang dari setan. (HR.Tirmidzi : 1935, Sunan Tirmidzi, Bab maa jaa-a
Fitta anni wal 'ajalah)
عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ صُرَدٍ قَالَ
اسْتَبَّ رَجُلَانِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَجَعَلَ أَحَدُهُمَا تَحْمَرُّ عَيْنَاهُ وَتَنْتَفِخُ أَوْدَاجُهُ
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي
لَأَعْرِفُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا هَذَا لَذَهَبَ عَنْهُ الَّذِي يَجِدُ
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ فَقَالَ الرَّجُلُ هَلْ
تَرَى بِي مِنْ جُنُونٍ.(رواه ابو داود : 4150–سنن ابو داود- بَاب مَا
يُقَالُ عِنْدَ الْغَضَبِ)
Dari Sulaiman bin Shurad, ia berkata :
Ada dua orang yang saling mencela di sisi Nabi saw, salah seorang dari
mereka matanya memerah dan urat lehernya tampak menegang. Rasulullah saw
lalu bersabda : Sungguh aku tahu sebuah kalimat yang jika dibaca oleh
seseorang, maka akan hilang apa yang dirasakannya (berupa rasa
marah/emosi), yaitu : "A'UUDZU BILLAAHI MINASY SYAITHAANIRRAJIIM" (Aku
berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk). Laki-laki yang marah
itu berkata : Apakah engkau melihatku seperti orang gila?. (HR.Abu Dawud
: 4150, Sunan Abu Dawud, bab Maa Yuqaalu 'indal ghadlab)
عَنْ
أَبِي ذَرٍّ قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ لَنَا إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ
فَلْيَجْلِسْ فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا
فَلْيَضْطَجِعْ.(رواه ابو داود : 4151 –سنن ابو داود- بَاب مَا يُقَالُ
عِنْدَ الْغَضَبِ)
Dari Abu Dzar, ia berkata : Bahwa sesungguhnya
Rasulullah saw bersabda kepada kami : Apabila salah seorang dari kalian
itu marah/emosi dan ia dalam keadaan berdiri, maka hendaklah ia duduk,
jika rasa marah/emosinya itu hilang, maka itulah yang dikehendaki, jika
tidak hilang juga, hendaklah ia berbaring. (HR.Abu Dawud : 4151, Sunan
Abu Dawud, bab Maa Yuqaalu 'indal ghadlab)
حَدَّثَنَا
أَبُو وَائِلٍ الْقَاصُّ قَالَ دَخَلْنَا عَلَى عُرْوَةَ بْنِ مُحَمَّدٍ
السَّعْدِيِّ فَكَلَّمَهُ رَجُلٌ فَأَغْضَبَهُ فَقَامَ فَتَوَضَّأَ ثُمَّ
رَجَعَ وَقَدْ تَوَضَّأَ فَقَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ جَدِّي عَطِيَّةَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ
الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ
وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ
فَلْيَتَوَضَّأ.(رواه ابو داود : 4152 –سنن ابو داود- بَاب مَا يُقَالُ
عِنْدَ الْغَضَبِ)
Telah menceritaklan kepada kami Abu Wail
Al-Qash, ia berkata : Kami masuk menemui 'Urwah bin Muhammad Assa'dy,
lalu ada seorang laki-laki berbicara dengannya hingga membuatnya
marah/emosi. Lantas ia berdiri, alu berwudu' dan kembali lagi dalam
keadaan telah berwudu'. Setelah itu ia berkata : Bapakku telah
menceritakan kepadaku, dari kakekku, 'Athiyyah. Ia mengatakan bahwa
Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya marah/emosi itu dari setan, dan
setan diciptakan dari api, sementara api mati dengan air, maka jika
salah seorang dari kalian itu marah, maka hendaklah ia berwudu' .
(HR.Abu Dawud : 4152, Sunan Abu Dawud, bab Maa Yuqaalu 'indal ghadlab)