Masjid Sayyidina Umar ibnu Khatthab ini berada di alun-alun kota
Medina, 500 meter dari Masjid Nabawi atau 100 meter dari Masjid Ghomamah
ataun 100 meter dari Pasar Kurma Medina. Masjid ini dulunya adalah shaf
sholat Sayyidina Umar ibnu Khatthab ketika masa Rasulullah SAW. yang
pernah terjadi paceklik yang sangat panjang sehingga Rasulullah SAW. dan
para sahabatnya perlu menggelar sholat Istisqo' (sholat minta hujan),
dan dilokasi masjid ini pula shaf Sayyidina Umar bin Khatthab mengikuti
sholat Ied yang dulunya tidak di Masjid Nabawi tapi digelar di alun-alun
Kota Medina. Di abadikanlah Shaf Sayyidina Umar ini hingga sekarang
para penziarah mengenalnya dengan sebutan Masjid Umar ibnu Khatthab RA. Umar bin Khattab (581 - November 644) (bahasa Arab: عمر ابن الخطاب) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang juga menjadi khalifah kedua (634-644) dari empat Khalifah Ar-Rasyidin. Nama
lengkap Umar bin Khattab bin Nafiel bin abdul Uzza, dilahir di Mekkah,
dari Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy. Ayahnya bernama
Khaththab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti
Hasyim. Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad yaitu Al-Faruq yang berarti orang yang bisa memisahkan antara yang haq dan bathil. Keluarga
Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia bisa membaca dan
menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang jarang. Umar juga
dikenal, karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat di
Mekkah. Sebelum memeluk Islam, sebagaimana tradisi kaum
jahiliyah mekkah saat itu, Umar mengubur putrinya hidup-hidup.
Sebagaimana yang ia katakan sendiri, "Aku menangis ketika menggali
kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku". Mabuk-mabukan
juga merupakan hal yang umum dikalangan kaum Quraish. Beberapa catatan
mengatakan bahwa pada masa pra-Islam, Umar suka meminum anggur.
Setelah menjadi muslim, ia tidak menyentuh alkohol sama sekali, meskipun
belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara
tegas. Memeluk Islam Ketika ajakan
memeluk Islam dideklarasikan oleh Nabi Muhammad SAW, Umar mengambil
posisi untuk membela agama tradisional kaum Quraish (menyembah
berhala). Pada saat itu Umar adalah salah seorang yang sangat keras
dalam melawan pesan Islam dan sering melakukan penyiksaan terhadap
pemeluknya. Dikatakan bahwa pada suatu saat, Umar berketetapan
untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Saat mencarinya, ia berpapasan dengan
seorang muslim (Nu'aim bin Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa
saudara perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar terkejut atas
pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya. Di rumah Umar
menjumpai bahwa saudaranya sedang membaca ayat-ayat Al Qur'an (surat
Thoha), ia menjadi marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya.
Ketika melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan
kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat. Ia kemudian
menjadi sangat terguncang oleh isi Al Qur'an tersebut dan kemudian
langsung memeluk Islam pada hari itu juga. Kehidupan di Madinah Umar
adalah salah seorang yang ikut pada peristiwa hijrah ke Yatsrib
(Madinah) pada tahun 622 Masehi. Ia ikut terlibat pada perang Badar,
Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Ia adalah salah seorang
sahabat dekat Nabi Muhammad SAW Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi Muhammad. Kematian Nabi Muhammad SAW Setelah
sakit dalam beberapa minggu, Nabi Muhammad SAW wafat pada hari senin
tanggal 8 Juni 632 (12 Rabiul Awal, 10 Hijriah), di Madinah. Persiapan
pemakamannya dihambat oleh Umar yang melarang siapapun memandikan atau
menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Ia berkeras bahwa Nabi tidaklah
wafat melainkan sedang tidak berada dalam tubuh kasarnya, dan akan
kembali sewaktu-waktu. (Hayatu Muhammad, M Husain Haikal) Abu
Bakar yang kebetulan sedang berada di luar Madinah, demi mendengar
kabar itu lantas bergegas kembali. Ia menjumpai Umar sedang menahan
muslim yang lain dan lantas mengatakan. "Saudara-saudara!
Barangsiapa mau menyembah Muhammad, Muhammad sudah mati. Tetapi
barangsiapa mau menyembah Allah, Allah hidup selalu tak pernah mati." Abu Bakar kemudian membacakan ayat dari Al Qur'an : "Muhammad
itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu
sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh
kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke
belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah
sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang
bersyukur." (surat Ali 'Imran ayat 144) Umar lantas menyerah dan membiarkan persiapan penguburan dilaksanakan. Masa kekhalifahan Abu Bakar Pada
masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu
penasehat kepalanya. Kemudian setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun
634, Umar ditunjuk menggantikannya. Menjadi khalifah Selama
pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam
mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti
Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta
mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari
kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu
Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan islam pada jaman
Umar. Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang
menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di
dekat Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan
Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia
Kecil bagian selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil
mendapatkan kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar
pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di dekat sungai Eufrat. Pada
pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas
mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang
terkenal, Rustam Farrukhzad. Pada tahun 637, setelah
pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, pasukan Islam akhirnya
mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota
oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk salat di dalam gereja
(Church of the Holy Sepulchre). Umar memilih untuk salat ditempat lain
agar tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar
didirikan ditempat ia salat. Umar melakukan banyak reformasi
secara administratif dan mengontrol dari dekat kebijakan publik,
termasuk membangun sistem administratif untuk daerah yang baru
ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh
wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas
dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Medinah. Ia
juga memulai proses kodifikasi hukum Islam. Umar dikenal
dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan
penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana. Pada
sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar
mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung
saat peristiwa hijrah. Kematian Umar
bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak pada saat
ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah salah seorang warga Persia
yang masuk Islam setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon
dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar.
Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan
negara digdaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25
Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya jabatan khalifah dipegang
oleh Usman bin Affan. Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu: - Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
- Bila
engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu.
Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
- Bila
engkau hendak memuji seseorang, pujilah ALLAH SWT. Karena tiada
seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih
santun lembut kepadamu selain ALLAH SWT.
- Jika engkau ingin
meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab
apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
- Bila
engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiplah untuk mati. Karena
jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi ,dan
penuh penyesalan.
- Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.
|