Shalat sunat Witir adalah shalat sunat yang jumlah rakaatnya ganjil, yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw : حَدَّثَنَا
عَبْد اللَّهِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَنْدَلٍ وَسُوَيْدُ بْنُ
سَعِيدٍ جَمِيعًا فِي سَنَةِ سِتٍّ وَعِشْرِينَ وَمِائَتَيْنِ قَالَا
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ عَاصِمِ
بْنِ ضَمْرَةَ السَّلُولِيِّ قَالَ قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ :
أَلَا إِنَّ الْوَتْرَ لَيْسَ بِحَتْمٍ كَصَلَاتِكُمْ الْمَكْتُوبَةِ
وَلَكِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْتَرَ
ثُمَّ قَالَ أَوْتِرُوا يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ أَوْتِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ
وِتْرٌ يُحِبُّ الْوِتْرَ.(رواه احمد : -1197- مسند احمد-المكتبة الشاملة-
باب مسند على بن ابي طالب- الجزء : 3- صفحة : 203) Telah
menceritakan kepada kami Abdullah, telah menceritakan kepada kami
[Abdullah bin Shandal] dan [Suwaid bin Sa'id], semuanya pada tahun dua
ratus dua puluh enam, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami
[Abu Bakar bin berkata : Ketahuilah, bahwa sesungguhnya shalat
witir bukanlah hal yang wajib sebagaimana shalat fardhu, namun
Rasulullah saw melakukan shalat witir dan beliau bersabda : Lakukan
shalat witir Wahai ahli Al-Qur`an, lakukan shalat witir. Sesungguhnya
Allah ganjil menyukai yang ganjil. (HR.Ahmad :1197, Musnad Ahmad, ASl-Naktabah Asy-Syamilah, Bab Musnad 'Ali bin Abi Thalib, Juz : 3, hal.203) حَدَّثَنَا
عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ قَالَ حَدَّثَنَا أَبِي قَالَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ
قَالَ حَدَّثَنِي مُسْلِمٌ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ : كُلَّ
اللَّيْلِ أَوْتَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَانْتَهَى وِتْرُهُ إِلَى السَّحَرِ.(رواه البخاري : 491- صحيح البخاري–
المكتبة الشاملة-بَاب مَا جَاءَ فِي الْوِتْرِ- الجزء : 4-صفحة: 77) Telah
menceritakan kepada kami ['Umar bin Hafsh] berkata, telah menceritakan
kepada kami [bapakku] berkata, telah menceritakan kepada kami [Al
A'masy] berkata, telah menceritakan kepadaku [Muslim] dari [Masyruq]
dari ['Aisyah] ia berkata : Sepanjang malam Rasulullah saw melaksanakan shalat witir dan berhenti pada waktu sahur. (HR.Bukhari :491, Shahih Bukhari, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Maa jaa-a fil witri, Juz : 4, hal. 77) Jumlah
rakaat shalat witir sekurang-kurangnya 1 rakaat dan sebanyak-banyaknya
11 rakaat dan yang terakhir boleh dilakukan 1 rakaat atau 3 rakaat. حَدَّثَنَا
عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْمُبَارَكِ حَدَّثَنِي قُرَيْشُ بْنُ حَيَّانَ
الْعِجْلِيُّ حَدَّثَنَا بَكْرُ بْنُ وَائِلٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ
عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
الْوِتْرُ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ
بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلَاثٍ فَلْيَفْعَلْ
وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ.(رواه ابو داود :
1212– سنن ابو داود– المكتبة الشاملة –بَاب كَمْ الْوِتْرُ-الجزء : 4-
صفحة : 206) Telah menceritakan kepada Kami [Abdurrahman bin Al
Mubarak], telah menceritakan kepadaku [Quraisy bin Hayyan Al 'Ijli]
telah menceritakan kepada Kami [Bakr bin Wail] dari [Az Zuhri] dari
['Atha` bin Yazid Al Laitsi] dari [Abu Ayyub Al Anshari] ia berkata;
Rasulullah saw bersabda: Witir adalah sebuah hak atas setiap
muslim, barang siapa yang hendak melakukan witir 5 rakaat maka hendaknya
ia melakukannya dan barang siapa yang hendak melakukan witir 3 rakaat
maka hendaknya ia melakukannya, dan barang siapa yang hendak melakukan
witir 1 rakaat maka hendaknya ia melakukannya. (HR.Abu Daud : 1212, Sunan Abu Daud, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Fii Kam Al-Witru, Juz : 4, hal. 206) Waktu melakukan shalat Witir dimulai sesudah shalat 'Isya’ hingga masuk waktu shubuh. Hadits Nabi : أَخْبَرَنَا
سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ بْنِ حَمَّادِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ ابْنِ وَهْبٍ
قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ أَبِي ذِئْبٍ وَعَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ وَيُونُسُ
بْنُ يَزِيدَ أَنَّ ابْنَ شِهَابٍ أَخْبَرَهُمْ عَنْ عُرْوَةَ قَالَتْ
عَائِشَةُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
يُصَلِّي فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلَاةِ الْعِشَاءِ إِلَى
الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً وَيُوتِرُ بِوَاحِدَةٍ وَيَسْجُدُ
سَجْدَةً قَدْرَ مَا يَقْرَأُ أَحَدُكُمْ خَمْسِينَ آيَةً قَبْلَ أَنْ
يَرْفَعَ رَأْسَهُ.(رواه النسائي: 1311– سنن النسائي– المكتبة الشاملة
–بَاب السُّجُودِ بَعْدَ الْفَرَاغِ مِنْ الصَّلَاةِ-الجزء : 5- صفحة :125) Telah
mengabarkan kepada kami [Sulaiman bin Dawud bin Hammad bin Sa'd] dari
[Ibnu Wahb] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [Ibnu Abu Dzi'b] dan
['Amr bin Al Harits] dan [Yunus bin Yazid] bahwasanya [Ibnu Syihab]
mengabarkan kepada mereka dari ['Urwah] dia berkata; ['Aisyah] berkata :
Rasulullah saw mengerjakan shalat 11 rakaat setelah rampung
mengerjakan shalat 'Isya sampai dengan shalat Fajar, dan mengerjakan
shalat witir 1 rakaat. Beliau sujud satu kali yang lamanya sama dengan
seseorang dari kalian membaca 50 ayat Al-Qur'an sebelum mengangkat
kepalanya.(HR.An-Nasai : 1311, Sunan An-Nasai, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Sujud Ba'dal Faragh Minash-Shalati, Juz : 5, hal. 125) حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا حَفْصٌ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ
عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ جَابِرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ خَافَ أَنْ لَا يَقُومَ
مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ أَوَّلَهُ وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُومَ
آخِرَهُ فَلْيُوتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ فَإِنَّ صَلَاةَ آخِرِ اللَّيْلِ
مَشْهُودَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ.(رواه مسلم : 1255- صحيح مسلم – المكتبة
الشاملة -بَاب مَنْ خَافَ أَنْ لَا يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ
فَلْيُوتِرْ أَوَّلَهُ- الجزء :4-صفحة: 129) Telah menceritakan
kepada kami [Abu Bakr bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami
[Hafsh] dan [Abu Mu'awiyah] dari [Al A'masy] dari [Abu Sufyan] dari
[Jabir] ia berkata; Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang
khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, hendaklah ia melakukan witir
di awal malam. Dan siapa yang berharap mampu bangun di akhir malam,
hendaklah ia mengerjakan witir di akhir malam, karena shalat di akhir
malam disaksikan (oleh para malaikat) dan hal itu adalah lebih utama.
(HR.Muslim:1255, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Man
Khaafa An Laa Yaquuma Min akhiril lail Falyutir awwalahu, juz : 4,
hal.129) Shalat Witir lebih utama dijadikan sebagai shalat terakhir pada malam hari. Hadits Nabi : حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ ح و
حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي ح و حَدَّثَنِي زُهَيْرُ بْنُ
حَرْبٍ وَابْنُ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا يَحْيَى كُلُّهُمْ عَنْ
عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ
بِاللَّيْلِ وِتْرًا.(رواه مسلم : 1245- صحيح مسلم – المكتبة الشاملة
-بَاب صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى وَالْوِتْرُ رَكْعَةٌ مِنْ آخِرِ
اللَّيْلِ - الجزء :4-صفحة: 118) Dan telah menceritakan kepada
kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Abu
Usamah], (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepada
kami [Ibn Numair] telah menceritakan kepada kami [ayahku], (dan
diriwayatkan dari jalur lain) telah menceritakan kepadaku [Zuhair bin
Harb] dan [Ibnu Al Mutsanna] keduanya berkata; telah menceritakan kepada
kami [Yahya], semuanya dari ['Ubaidullah], dari [Nafi'] dari [Ibnu
Umar] dari Nabi saw bersabda : "Jadikanlah akhir shalat malam kalian dengan witir. (HR.Muslim:1245,
Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Shalatul lail Matsna
matsna Wal witru rak'atun min aakhiril lail, juz : 4, hal.118) Shalat witir lebih utama dijadikan sebagai penutup shalat malam, akan tetapi sesudah shalat witir dibolehkan melakukan shalat sunat lain dalam malam itu juga. Hadits Nabi : حَدَّثَنَا
حَمَّادُ بْنُ مَسْعَدَةَ حَدَّثَنَا مَيْمُونُ بْنُ مُوسَى الْمَرَائِيُّ
عَنِ الْحَسَنِ عَنْ أُمِّهِ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَرْكَعُ رَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْوِتْرِ
وَهُوَ جَالِسٌ.(رواه احمد :25342 - مسند احمد-المكتبة الشاملة- باب حديث
ام سلمة زوج النبي صلعم - الجزء : 54- صفحة : 4) Telah menceritakan
kepada kami [Hammad bin Mas'adah] telah menceritakan kepada kami [Maimun
bin Musa Al Mara`i] dari [Al Hasan] dari [Ibunya] dari [Ummu Salamah]
bahwa Nabi saw pernah mengerjakan shalat dua rakaat sehabis witir sambil duduk. HR.Ahmad :25342, Musnad Ahmad, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Hadits Ummu Salamah Zauj Nabi saw, Juz : 54, hal.4) حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى الْعَنَزِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي
عَدِيٍّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ زُرَارَةَ أَنَّ سَعْدَ بْنَ
هِشَامِ بْنِ عَامِرٍ ..... قَالَ قُلْتُ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ
أَنْبِئِينِي عَنْ وِتْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَتْ كُنَّا نُعِدُّ لَهُ سِوَاكَهُ وَطَهُورَهُ
فَيَبْعَثُهُ اللَّهُ مَا شَاءَ أَنْ يَبْعَثَهُ مِنْ اللَّيْلِ
فَيَتَسَوَّكُ وَيَتَوَضَّأُ وَيُصَلِّي تِسْعَ رَكَعَاتٍ لَا يَجْلِسُ
فِيهَا إِلَّا فِي الثَّامِنَةِ فَيَذْكُرُ اللَّهَ وَيَحْمَدُهُ
وَيَدْعُوهُ ثُمَّ يَنْهَضُ وَلَا يُسَلِّمُ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّ
التَّاسِعَةَ ثُمَّ يَقْعُدُ فَيَذْكُرُ اللَّهَ وَيَحْمَدُهُ وَيَدْعُوهُ
ثُمَّ يُسَلِّمُ تَسْلِيمًا يُسْمِعُنَا ثُمَّ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ
بَعْدَ مَا يُسَلِّمُ وَهُوَ قَاعِدٌ وَتِلْكَ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً.
(رواه مسلم : 1233- صحيح مسلم – المكتبة الشاملة - بَاب جَامِعِ صَلَاةِ
اللَّيْلِ وَمَنْ نَامَ عَنْهُ أَوْ مَرِضَ - الجزء :4-صفحة: 104) Telah
menceritakan kepada kami [Muhammad bin Al Mutsanna Al 'Anzi] telah
menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu 'Adi] dari [Said] dari
[Qatadah] dari [Zurarah], bahwa [Sa'd bin Hisyam bin Amir] ….. Kata
Sa'ad; "Wahai Ummul mukminin, beritahukanlah kepadaku tentang witir
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam! Jawabnya; "Kami dulu sering
mempersiapkan siwaknya dan bersucinya, setelah itu Allah membangunkannya
sekehendaknya untuk bangun malam. Beliau lalu bersiwak dan berwudhu`
dan shalat sembilan rakaat. Beliau tidak duduk dalam kesembilan rakaat itu selain pada rakaat kedelapan, beliau menyebut nama Allah, memuji-Nya dan berdoa kepada-Nya, kemudian beliau bangkit dan tidak mengucapkan salam. Setelah itu beliau berdiri dan shalat untuk rakaat ke sembilannya. Kemudian
beliau berdzikir kepada Allah, memuji-Nya dan berdoa kepada-Nya, lalu
beliau mengucapkan salam dengan nyaring agar kami mendengarnya. Setelah itu beliau shalat dua rakaat setelah salam sambil duduk, itulah sebelas rakaat wahai anakku.
(HR.Muslim:1233, Shahih Muslim, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab
Jami'ishshalatil Lail wa man naama 'anhu aw maridla, juz : 4, hal.104) Apabila sesudah shalat witir masih mengerjakan shalat sunat lain, maka tidak boleh mengulangi shalat witir-nya, karena tidak ada witir dua kali dalam satu malam. Hadits Nabi : حَدَّثَنَا
هَنَّادٌ حَدَّثَنَا مُلَازِمُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ بَدْرٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ طَلْقِ بْنِ عَلِيٍّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : لَا
وِتْرَانِ فِي لَيْلَةٍ.(رواه الترمذي : 432– سنن الترمذي – المكتبة
الشاملة – بَاب مَا جَاءَ لَا وِتْرَانِ فِي لَيْلَةٍ-الجزء : 2- صفحة : 283) Telah
menceritakan kepada kami [Hannad] telah menceritakan kepada kami
[Mulazim bin Amru] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Badr]
dari [Qais bin Thalq bin Ali] dari [ayahnya] dia berkata : Saya
mendengar Rasulullah saw bersabda : Tidak ada dua kali witir dalam satu malam. (HR.Tirmidzi : 432, Sunan Tirmidzi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Maa jaa-a laa witraani fii lailatin, Juz : 2, hal. 283) Apabila
lupa atau tertidur, sehingga shalat witir belum sempat dikerjakan, maka
hendaklah dikerjakan setelah ingat atau bangun dari tidurnya, walaupun
telah masuk waktu shubuh. Hadits Nabi : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
عَوْفٍ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي غَسَّانَ مُحَمَّدِ
بْنِ مُطَرِّفٍ الْمَدَنِيِّ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ
يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ نَامَ عَنْ وِتْرِهِ أَوْ نَسِيَهُ
فَلْيُصَلِّهِ إِذَا ذَكَرَهُ.(رواه ابو داود : 1219– سنن ابو داود–
المكتبة الشاملة –بَاب فِي الدُّعَاءِ بَعْدَ الْوِتْرِ-الجزء : 4- صفحة :
216) Telah menceritakan kepada Kami [Muhammad bin 'Auf], telah
menceritakan kepada Kami [Utsman bin Sa'id] dari [Abu Gassan Muhammad
bin Mutharrif Al Madani] dari [Zaid bin Aslam] dari ['Atha` bin Yasar]
dari [Abu Sa'id], ia berkata; Rasulullah saw bersabda : "Barang siapa yang tertidur dari melakukan witir atau lupa untuk melakukannya maka hendaknya ia melakukannya apabila ia ingat." (HR.Abu Daud : 1219, Sunan Abu Daud, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Fiddu'aa Ba'dal witri, Juz : 4, hal. 216) حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ
أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ
نَامَ عَنْ وِتْرِهِ فَلْيُصَلِّ إِذَا أَصْبَحَ.(رواه الترمذي : 428–
سنن الترمذي – المكتبة الشاملة –بَاب مَا جَاءَ فِي الرَّجُلِ يَنَامُ عَنْ
الْوِتْرِ أَوْ يَنْسَاهُ -الجزء : 2- صفحة : 277) Telah
menceritakan kepada kami [Qutaibah] telah bercerita kepada kami
[Abdullah bin Zaid bin Aslam] dari [bapaknya] bahwa Nabi saw bersabda : "Barangsiapa yang tertidur tanpa witir, maka hendaklah dia shalat di pagi harinya."
(HR.Tirmidzi : 428, Sunan Tirmidzi, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Maa
jaa-a firrajuli Yanaamu 'anil witri Aw Yansaahu, Juz : 2, hal. 277) Yang Dibaca Dalam Shalat Witir Dan Sesudahnya أَخْبَرَنَا
عَلِيُّ بْنُ مَيْمُونٍ قَالَ حَدَّثَنَا مَخْلَدُ بْنُ يَزِيدَ عَنْ
سُفْيَانَ عَنْ زُبَيْدٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ
أَبْزَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِثَلَاثِ رَكَعَاتٍ
كَانَ يَقْرَأُ فِي الْأُولَى بِسَبِّحْ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَفِي
الثَّانِيَةِ بِقُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَفِي الثَّالِثَةِ بِقُلْ
هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ فَإِذَا فَرَغَ قَالَ
عِنْدَ فَرَاغِهِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
يُطِيلُ فِي آخِرِهِنَّ.(رواه النسائي: 1681– سنن النسائي– المكتبة
الشاملة –ذِكْرُ اخْتِلَافِ أَلْفَاظِ النَّاقِلِينَ لِخَبَرِ أُبَيِّ بْنِ
كَعْبٍ فِي الْوِتْرِ -الجزء : 6- صفحة : 200) Telah mengabarkan
kepada kami ['Ali bin Maimun] dia berkata; telah menceritakan kepada
kami [Makhlad bin Yazid] dari [Sufyan] dari [Zubaid] dari [Sa'id bin
'Abdurrahman bin Abza] dari [Bapaknya] dari [Ubay bin Ka'ab] bahwa Rasulullah
saw pernah shalat witir tiga rakaat, pada rakaat pertama beliau membaca
: SABBIHISMA RABBIKAL A'LAA (surah Al-A'la)." Pada rakaat kedua membaca
: "QUL YA AYYUHAL KAFIRUN (surah Al-Kaafiruun), dan pada rakaat ketiga
beliau membaca "QUL HUWALLAHU AHAD (surah Al-Ikhlas)." Lalu beliau qunut
sebelum ruku'. Setelah selesai beliau membaca : "SUBBHANAL MALIKIL
QUDDUS" tiga kali. Beliau memanjangkan pada yang terakhir kalinya.
(HR.An-Nasai : 1681, Sunan An-Nasai, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab
Dzikru Ikhtilaafi Alfaadhin Nafiliin Likhabari Ubay bin Ka'ab
FRil-Witri, Juz : 6, hal.200) حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ
حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ هِشَامِ بْنِ عَمْرٍو الْفَزَارِيِّ عَنْ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ الْحَارِثِ بْنِ هِشَامٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي آخِرِ وِتْرِهِ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ
بِرِضَاكَ مِنْ سُخْطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ
مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى
نَفْسِكَ.(رواه ابو داود : 1215– سنن ابو داود– المكتبة الشاملة –بَاب
الْقُنُوتِ فِي الْوِتْرِ-الجزء : 4- صفحة : 211) Telah
menceritakan kepada Kami [Musa bin Isma'il], telah menceritakan kepada
Kami [Hammad] dari [Hisyam bin 'Amr Al Fazari] dari [Abdurrahman bin Al
Harits bin Hisyam] dari [Ali bin Abu Thalib ra] bahwa Rasulullah saw di
akhir shalat witirnya membaca : "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU
BIRIDHAAKA MIN SAKHATHIKA WA BIMU'AAFAATIK, MIN 'UQUUBATIK, WA A'UUDZU
BIKA MINKA LAA UHSHII TSANAA-AN 'ALAIK, ANTA KAMAA ATSNAITA 'ALAA
NAFSIK." (Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaanMU dari
murkaMu dan kepada ampunanMu dari adzabMu, dan aku berlindung kepadaMu
dariMu, aku tidak dapat menghitung pujian kepadaMu, Engkau sebagaimana
yang telah Engkau puji diri-Mu). (HR.Abu Daud : 1215, Sunan Abu Daud,
Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Al-Qunut Filwitri, Juz : 4, hal. 211) QUNUT WITIR PADA TENGAH TERAKHIR BULAN RAMADHAN حَدَّثَنَا
أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ
أَخْبَرَنَا هِشَامٌ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ بَعْضِ أَصْحَابِهِ أَنَّ أُبَيَّ
بْنَ كَعْبٍ أَمَّهُمْ يَعْنِي فِي رَمَضَانَ وَكَانَ يَقْنُتُ فِي
النِّصْفِ الْآخِرِ مِنْ رَمَضَانَ.(رواه ابو داود :1216 – سنن ابو داود–
المكتبة الشاملة –بَاب الْقُنُوتِ فِي الْوِتْرِ-الجزء : 4- صفحة : 212 Telah
menceritakan kepada Kami [Ahmad bin Muhammad bin Hanbal], telah
menceritakan kepada Kami [Muhammad bin Bakr], telah mengabarkan kepadaku
[Hisyam] dari [Muhammad] dari [sebagian sahabatnya] bahwa [Ubai bin Ka'b] mengimami mereka pada bulan ramadhan dan dia qunut pada pertengahan terakhir bulan Ramadhan. (HR.Abu Daud : 1216, Sunan Abu Daud, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Al-Qunut Filwitri, Juz : 4, hal. 212) حَدَّثَنَا
شُجَاعُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ أَخْبَرَنَا يُونُسُ بْنُ
عُبَيْدٍ عَنْ الْحَسَنِ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ جَمَعَ النَّاسَ
عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ فَكَانَ يُصَلِّي لَهُمْ عِشْرِينَ لَيْلَةً
وَلَا يَقْنُتُ بِهِمْ إِلَّا فِي النِّصْفِ الْبَاقِي فَإِذَا كَانَتْ
الْعَشْرُ الْأَوَاخِرُ تَخَلَّفَ فَصَلَّى فِي بَيْتِهِ فَكَانُوا
يَقُولُونَ أَبَقَ أُبَيٌّ.(رواه ابو داود : 1217– سنن ابو داود– المكتبة
الشاملة –بَاب الْقُنُوتِ فِي الْوِتْرِ-الجزء : 4- صفحة : 212) Telah
menceritakan kepada Kami [Syuja' bin Makhlad], telah menceritakan
kepada Kami [Husyaim], telah mengabarkan kepada Kami [Yunus bin 'Ubaid]
dari [Al Hasan] bahwa [Umar bin Khathab ra] mengumpulkan
orang-orang untuk melakukan shalat dibelakang Ubai bin Kaab, ia
melakukan shalat sebagai imam mereka selama dua puluh malam, dan dia
tidak melakukan qunut bersama mereka kecuali pada setengah bulan
terakhir. Dan apabila sudah masuk hari kesepuluh terakhir ia
mengundurkan diri dan melakukan shalat dirumahnya, hingga orang-orang
mengatakan bahwa Ubai telah kabur. (HR.Abu Daud : 1217, Sunan Abu Daud, Al-Maktabah Asy-Syamilah, Bab Al-Qunut Filwitri, Juz : 4, hal. 212) حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَأَحْمَدُ بْنُ جَوَّاسٍ الْحَنَفِيُّ قَالَا
حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ بُرَيْدِ بْنِ
أَبِي مَرْيَمَ عَنْ أَبِي الْحَوْرَاءِ قَالَ قَالَ الْحَسَنُ بْنُ
عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ فِي الْوِتْرِ - قَالَ
ابْنُ جَوَّاسٍ فِي قُنُوتِ الْوِتْرِ : اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ
هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ
وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ إِنَّكَ
تَقْضِي وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ
وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ.(رواه
ابو داود : 1214– سنن ابو داود– المكتبة الشاملة –بَاب الْقُنُوتِ فِي
الْوِتْرِ-الجزء : 4- صفحة : 210) Telah menceritakan kepada Kami
[Qutaibah bin Sa'id] dan [Ahmad bin Jawwas Al Hanafi] mereka berkata;
telah menceritakan kepada Kami [Abu Al Ahwash] dari [Abu Ishaq] dari
[Buraid bin Abu Maryam] dari [Abu Al Haura`], ia berkata; telah berkata
[Al Hasan bin Ali ra]; Rasulullah saw telah mengajarkan kepadaku
beberapa kalimat yang aku ucapkan ketika melakukan witir. Ibnu Jawwas
berkata; ketika melakukan qunut witir yang artinya : Ya Allah,
berilah aku petunjuk diantara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, dan
berilah aku keselamatan diantara orang-orang yang telah Engkau beri
keselamatan, uruslah diriku diantara orang-orang yang telah Engkau urus,
berkahilah untukku apa yang telah Engkau berikan kepadaku, lindungilah
aku dari keburukan apa yang telah Engkau putuskan, sesungguhnya Engkau
Yang memutuskan dan tidak diputuskan kepadaku, sesungguhnya tidak akan
hina orang yang telah Engkau jaga dan Engkau tolong, dan tidak akan
mulia orang yang Engkau musuhi. Engkau Maha Suci dan Maha
Tinggi).(HR.Abu Daud : 1214, Sunan Abu Daud, Al-Maktabah Asy-Syamilah,
Bab Al-Qunut Filwitri, Juz : 4, hal. 210) |