Bagaimana Menjadi Pendidik Yang Islami, Tarbawi dan Ma’hadi
Oleh: Irwan Maulana Hidayat
Seiring dengan kemajuan teknologi seiring itu pula kemajuan dalam
hal kriminal yang timbul. Era globalisasi ini yang penuh dengan banyak sekali
permasalahan yang ada baik itu masalah dari individu maupun masyarakat seperti
penurunan moral, ketidak tahuan akan pentingnya pendidikan, masalah ekonomi,
pengangguran merajalela, kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya norkoba,
pemerkosaan di mana-mana, tindak korupsi dikalangan masyarakat atas dan
tindakan tindakan kriminal lainnya. Apa yang terjadi dengan kita? Apa yang
terjadi dengan masyarakat kita? Dimana peran pendidik sebagai contoh sekaligus
petunjuk arah teladan untuk membawa manusia kepada kebahagagiaan dunia dan akhirat?
Siapakah yang paling bertanggung jawab dalam hal ini? Mari kita merenung
kembali, berfikir sejenak, mulai dari manakah hal ini harus dibenahi? Jawabnya
tentu mulai dari pendidikan dalam keluarga, karena keluargalah yang menjadi
tolak ukur pertama dan yang utama. Jika pendidikan keluarga sudah memberikan
suntikan pendidikan yang islami, tarbawi dan ma’hadi pastinya produk anak didik
yang akan terjun kemasyarakat akan baik sehingga terciptalah kedamaian dan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pertanyaan selanjutnya ialah bagaimanakah manjadi pendidik yang
islami, tarbawi dan ma’hadi? Pendidikan ini yang bertanggung jawab ialah
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Pendidikan ialah suatu
kegiatan yang produktif. Maka, keberhasilan dari proses pendidikan dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pendidik atau guru. Sebab guru figur
manusia yang memegang peranan penting terhadap proses kegiatan balajar
mengajar. Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak
yang sangat urgen dalam proses belajar mengajar. Dalam kamus bahasa Indonesia pendidik
ialah orang yang mendidik. Pengertian ini memberikan kesan bahwa pendidik ialah
orang yang memberikan pendidikan terhadap anak didik. Ahmad Tafsir, mengatakan
bahwa pendidik dalam islam sama dengan teori dibarat yaitu siapa saja yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik. Selanjutnya ia mengatakan
bahwa dalam islam orang yang paling bertanggung jawab dalam mendidik ialah
orang tua yaitu ayah dan ibu anak didik.
Para pendidik harulah mempunyai dan tahu arti dari islami, tarbawi
dan ma’hadi. Islami artinya seorang pendidik haruslah mempunyai sifat dan
perilaku berdasarkan pada ajaran islam. Seorang pendidik haruslah mengetahui
seluk beluk ajaran agam islam. Karena islamlah yang akan membawa perkembangan
sifat dan perilaku baik itu dari pihak pendidik maupun terhadap anak didik
menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Sifat yang harus dimiliki oleh seorang
pendidik yang islami ialah harus selalu menampakkan sifat terpuji, jujur, kasih
sayang, adil, dan bertanggung jawab terhadap hasil dan proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh seorang pendidik.
Setelah pendidik memenuhi kreteria sebagai pendidik yang islami
maka hal yang harus diperhatikan selanjutnya ialah tarbawi. Pendidik haruslah profesional
dalam memberikan suntikan berupa materi yang diajarkan sesuai dengan kemampuan
pendidik agar mudah diserap, dimengerti dan dipratekkan langsung dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidik yang tarbawi ialah pendidik yang mengerti
berbagai ilmu dan pengetahuan baik itu berhubungan dengan materi yang diajarkan
dan juga mengerti tentang agama islam. Di samping itu guru profesional harus
selalu menampakkan sikap terpuji dan menjadi teladan bagi peserta didik seperti
yang dikemukakan oleh Sutjipto dan Kasasi yang menyatakan bahwa guru profesional
mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila dapat mewujudkan pada
masayarakat bahwa ia layak sebagai teladan bagi masayarakat di sekelilingnya.
Yang terakhir ialah pendidik haruslah mengetahui tentang sistem
ma’hadi. Dalam pendidikan ma’hadi sangat ditekankan akan pentingnya disiplin.
Mulai dari bangun tidur, kegiatan sehari-hari, dalam proses balajar, kehadiran,
sampai tidur kembali dan juga disiplin dalam mempratekkan hasil dari proses
belajar yang dilakukan baik itu di lingkungan keluarga maupun di lingkungan
sekolah. Disiplin dalam berbuat baik dan disiplin dalam bersifat terpuji
seperti jujur, adil dan bertanggung jawab. Disiplin ini sangatlah berpengaruh
terhadap anak didik karena disiplinlah yang akan membawa anak didik selalu
melaksanakan segala apa yang telah diajarkan oleh pendidik yang sesuai dengan
ajaran agama islam.
Kita semua menginginkan akan kebahagiaan baik itu di dunia dan di
akhirat. Dengan tidak adanya tindakan yang berakibat merugikan diri sendiri
maupun orang lain. Maka dengan adanya pendidikan yang islami, tarbawi dan
ma’hadi akan membawa pendidik dan anak didik menuju kepada kebahagian dan
keselamatan dunia dan akhirat sesuai dengan tujuan dari pendidikan islam yaitu
mengarahkan manusia agar menjadi khilafah tuhan di mika bumi ini dengan
sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengolah bumi
sesuai dengan kehendak tuhan. Mengarahkan mausia agar beraklak mulia, sehingga
ia tidak menyalahgunakan fungsi kekhalifahan dan yang paling penting ialah agar
manusia dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat
Daftar Pustaka
|