Site menu
Tag Board
Our poll
Rate my site
Total of answers: 6
Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0
Friday, 26 Apr 2024, 3:14 AM
Welcome Guest

Blog istiqomah cinta

Home » 2010 » March » 24 » JIHAD vs TEROSISME
5:14 PM
JIHAD vs TEROSISME

JIHAD vs TEROSISME

Oleh: Irwan Maulana Hidayat[1]

A.   Pendahuluan

Akhir-akhir ini di Negara kita Indoneisa penuh dengan aksi-aksi militant yang mengatas namakan islam, mereka sering berbuat aksi terror di Negara kita. Seperti yang kita ketahui, Indonesia berpenduduk islam terbanyak dan disinyalir sebagai pencetak bibit para terorisme. Itulah pendapat para penguasa di Negara-negara adikuasa seperti Amerika-Inggris dan itu semakin jelas dan semakin kita rasakan setelah Amrozi pada tahun 2008 dieksekusi mati oleh pengadilan tinggi. Azhari yang tewas dalam aksi baku tembak dengan tim densus 88 POLRI dan baru-baru ini yang disinyalir sebagai anak buah Azhari yaitu Dulmatin tewas juga dalam baku tembak dengan tim densus 88 POLRI. Mereka semua merupakan militant-militan yang menamakan islam dan bangga atas semua yang mereka perbuat.

Islam sebernarnya adalah agama damai, damai dalam artian menghormati pemeluk agama selain agama islam akan tetapi islam juga agama yang keras, keras disini berarti kelompok atau agama yang ingin menghancurkan islam dan memecah belah islam maka islam disini tidak bisa tinggal diam dan umat islam pun wajib memeranginya dan siap untuk melawan siapa saja yang ingin memerangi islam. Dalam al-quran allah berfirman surat Al-Taubah ayat73 dan Al-Tahrim yang artinya: ”Wahai Nabi, berjihadlah kamu menghadapi orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Janannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat. Dalam ayat ini jelas dikatakan barang siapa yang ingin memerangi islam maka islam siap akan menghadapinya baik itu dari golongan orang-orang kafir atau dari golongan orang-orang munafik.

  1. Pengertian jihad

            Islam membawa nila-nilai kebaikan dan menganjurkan manusia agar menghiasi diri dengannya, serta memerintahkan manusia agar memperjuangkan hingga mengalahkan kebatilan. Dalam sebuah surat Al-Anbiaya’ ayat 16-18 yang artinya: "Kami tidak menciptakan langit dan bumi, dan segala yang ada diantara keduanya dengan bermain-bermain. Sekiranya kami hendak membuat suatu permainan, tentulah kami membuatnya dari sisi kami. Jika kami menghendaki berbuat demikian (tentulah kami telah melakukannya). Sebenarnya kami melontarkan yang hak kepada yang batil, lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaan bagi kamu menyifatinya (Allah dengan sifat yang tidak layak)”. Dalam hal menghancurkan yang batil itu tidak akan terlaksana kecuali dengan adanya perjuangan. Dalam buku yang berjudul Wawasan Al-Quran karangan Quraishihab hal 660 istilah perjuangan itu di Al-Quran dinamakan dengan kata jihad. Namun kata ini sering kali disalah artikan dan disalah gunakan. Kata jihad terulang dalam Al-quran sebanyak empat puluh satu kali dengan berbagai bentuknya[2]. Menurut Ibnu Paris (w.395 H) dalam bukunya, Mu’jam Al-maqayis fi Al-Luqhah, "sebagai kata yang terdiri dari huruf j-h-d, pada awalnya mengandung arti kesulitan atau kesukaran dan yang mirip dengannya”. Makna jihad itu sendiri dalam bukunya kata jihad terambil dari kata jahd yang berarti "letih/sukar”[3].

Jihad memang sulit dan menyebabkan keletihan disertai dengan pengorbanan yang cukup besar.  Disini kita bisa menilai bahwa jihad itu adalah perbuatan yang membutuhkan banyak sekali energi dan tenaga yang cukup besar dengan tujuan memerangi kebatilan. Jihad juga mengandung arti ”kemampuan” yang menuntut sang mujahid mengeluarkan segala daya dan kemampuannya demi mencapai tujuan. Perjuangan atau yang dinamakan jihad itu sendiri adalah tidak selalu indentik dengan kekerasan. Memerangi orang-orang kafir dan orang munafik adalah kewajiban kita sebagaimana dalam firman-Nya surat Al-Taubah ayat73 dan Al-Tahrim ayat9 yang artinya: "Wahai Nabi, berjihadlah menghadapi orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah buruk-buruk tempat. Dalam ayat ini perlu kita garis bawahi bahwa memerangi orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu tidak selalu indentik dengan kekerasan kecuali bagi orang-orang kafir yang benar-benar memusuhi kita, jika ada orang-orang kafir yang dikatakan kafir dzimmi atau kafir yang tunduk patuh terhadap pemerintahan kita dan selalu membayar pajak maka mereka wajib kita lindungi bukan malah kita perangi.

Disamping berjihad memerangi orang-orang kafir kita tentu tidak boleh melupakan bahwa masih ada musuh kita yang jauh lebih kejam dan yang bisa membuat kita terjerumus kepada neraka jahannam yaitu memerangi syetan dan hawa nafsu kita sendiri. Keduanya pun harus kita hadapi dengan perjuangan. Allah berfirman yang artinya: "Janganlah kamu mengikuti langka-langkah syetan, karena sesungguhnya syetan merupakan musuh yang nyata bagimu”.   (Qs Al-Baqarah: 168)[4]. Kita dapat mengetahui bersama bahwa syetan itu adalah musuh yang nyata bagi kita, oleh karena itu kita wajib memusuhi dan memeranginya dengan cara berdoa dan selalu memohon agar kita dilindungi dari godaan syetan yang terkutuk sesuai dengan firman allah yang artinya: "dan jika kamu ditimpa godaan syetan, berlindunglah kepada allah. Sesungguhnya allah maha mendengar lagi maha mengetahui”.(Qs Al-A’raf: 200)[5]. Selain syetan yang selalu mengajak kita kepada perbuatan yang dilarang oleh Allah ialah hawa nafsu yang juga perperan penting untuk selalu menyesatkan umat manusia. Dalam firman-Nya yang artinya: "Siapa lagi yang lebih sesat daripada yang mengikuti hawa nafsunya, tanpa petunjuk dari Allah?”.(Qs Al-Qashash: 50). Jadi jelaslah bahwa jihad yang perlu kita lakukan ialah memerangi syetan dan hawa nafsu kita yang selalu mengajak kita kepada jalan yang sesat. Jihad dalam pengertian secara umum ialah melakukan suatu perbuatan yang dimana menggunakan segala kemampuannya baik itu berupa tenaga, harta maupun nyawa demi membela agama Allah atau berjuang dijalan-Nya

            Jihad pada jaman Nabi dan jaman sekarang ini sangatlah berbeda jauh, dimana letak perbedaannya? Di jaman Nabi jihad itu identik dengan peperangan dan pertempuran memerangi orang-orang kafir yaitu orang kafir yang ingin menghancurkan agama Allah secara terang-terangan dan tidak mau membayar pajak kepada orang islam, akan tetapi jihad pada jaman sekarang ini tidak bisa diartikan sama seperti jaman Nabi dahulu, karena sekarang sudah mempunyai sifat toleransi antar agama. Walaupun sebenarnya mereka tetap ingin memerangi agama Allah baik secara terang-terangan seperti kristinisasi maupun secara sembunyi-sembunyi seperti mempengaruhi pemikiran-pemikiran orang islam yang berkaitan dengan aqidah (hermeneutika, sekularisasi, pluralisasi dll). Sedangkan teroris itu sendiri bukan berasal dari islam atau tidak ada dalam ajaran islam itu sendiri. Teroris ini adalah kelompok garis keras yang mengatasnamakan islam yang ingin berjuang membela islam lewat aksi-aksi yang kurang bertanggung jawab seperti aksi terror dan bom bunuh diri.

C.   Perbedaan antara Jihad di jalan Allah dan Terorisme

            Jihad yang telah kita ketahui bersama ialah bentuk upaya dan kemampuan untuk berjuang baik berupa harta maupun nyawa yang bertujuan untuk memerang siapa saja yang ingin memerangi dan menghancurkan islam secara terang-terangan sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang kafir. Sedangkan Terorisme ialah aliran garis keras yang mengatasnamakan islam untuk berjuang membela agama islam akan tetapi cara yang dilakukannya tidak sesuai dengan ajaran islam itu sendiri. Menurut mereka jihad ialah  selalu mendengung-dengungkannya dengan berlebihan dan menggunakannya untuk setiap orang yang iltizam (berpegang teguh) pada agama Islam dari para ulama rabbany (pendidik), da’i-da’i yang memperbaiki (umat) yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dan berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebagaimana mereka juga menggunakannya untuk selain mereka (di atas) dari orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai da’i-da’i Islam akan tetapi berjalan di atas jalan-jalan kebodohan dalam mengajak manusia untuk Iltizam dengan agama Islam dan hukum-hukum syari’atnya menurut persangkaannya.

D.   Konsep jihad menurut islam

a)      Jihad yang mencerminkan pembelaan terhadap umat islam

            Berdasarkan konsep umum islam sebagai rahmatan-lil-‘alamien yaitu sebagai rahmat bagi seluruh alam, maka islam mengajarkan jihad itu bukan hanya untuk membela islam dan umatnya saja atau untuk menjaga kepentingan mereka akan tetapi jihad juga bertujuan untuk membela keadilan bagi seluruh umat manusia baik itu dari umat islam itu sendiri maupun bagi umat selain islam. Dalam Al-quran Allah berfirman yang artinya: "Dan sekiranya Allah tidak menolak sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat yahudi dan masjid-masjid yang didalamnya banyak disebut asma Allah. Sesungguhnya Allah pasti akan menolong orang yang menolong agama-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. (Qs Al-haj: 40). Ayat ini menafsirkan bahwa umat islam dididik bukan hanya untuk membela umat islam saja, tetapi juga membela agama selain islam jika mereka didzolimi. Dalam ayat ini juga menegaskan bahwa walaupun islam tidak sependapat dengan aqidah agama lain, namun islam tetap menghormati kehidupan beragama dan islam cinta kedamaian.

b)      Jihad pendorong kemakmuran dunia

            Jihad itu identik dengan perjuangan dan semangat yang tinggi. Semangat yang tinggi inilah yang sebenarnya mendorong umat islam untuk bangkit dari keterpurukan baik itu moral maupun dibidang ekonomi. Semangat yang dimiliki pejuang-pejuang islam ini dapat mendorong umat islam untuk mengusahakan kemajuan dan pembangunan bagi manusia dalam perekonomian Negara. Jadi jihad itu harus mencerminkan semangat yang nyata yaitu semangat yang mewujudkan kemajuan dan pembangunan baik itu bidang ekonomi maupun bidang-bidang yang lain. Dalam firman allah yang artinya: "hendaklah ada dari kalangan kamu satu umat yang mengajak kepada kebaikan dan menyeru kepada yang maaruf dan mencegah yang mungkar dan mereka itulah golongan yang Berjaya”.(Qs al-qashash: 87). Islam itu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berjuang demi kemakmuran umatnya dan dunia dengan cara berlomba-lomba mengajak kepada kebaikan dan menyeru kepada yang maaruf dan mencegah yang mungkar karena dengan itulah umat islam akan selalu jaya dan maju diberbagai bidang. Sedangkan teroris walaupun mereka memiliki semangat yang tinggi pula akan tetapi semngat itu direalisasikan terhadap bentuk tindakan-tindakan yang salah.

E.   Kesimpulan

            Melihat berbagai peristiwa teror yang terjadi di berbagai Negara terutama di Indonesia, apalagi hal tersebut dituduhkan identik dengan syari’at yang mulia nan suci yaitu islam, melihat banyaknya kebingungan di kalangan kaum muslimin akibat syubhat (kerancuan) dan racun yang disusupkan oleh musuh-musuh Islam tentang terorisme dan melihat salah "terjemah” terhadap kalimat terorisme dan salah menempatkannya. Maka kami mengangkat fatwa-fatwa para ulama besar yang merupakan lentera di tengah gulita dan kelompok yang terus-menerus menampakkan kebenaran di setiap zaman sebagaimana dalam hadits yang mutawatir[6]

 Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda : "Terus menerus ada sekelompok dari umatku yang mereka tetap nampak di atas kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang mencerca mereka sampai datang ketentuan Allah (hari kiamat) dan mereka dalam keadaan seperti itu”. Dari hadist diatas juga sebagai bantahan terhadap orang-orang yang penuh dengan nista pemikiran sesat dan bergelimang dengan lumpur penyimpangan yang menodai nama Islam dengan ulah terorismenya.

Jihad yang benar ialah jihad yang selalu berada dijalur allah dan tidak selalu identik dengan kekerasan dan perlu kita ingat jihad yang paling besar yang perlu kita hadapi ialah memerangi syetan dan hawa nafsu kita sendiri.

Daftar pustaka

v    Prof. KH. Ali Yafi. Jihad Dalam Konteks Islam. 2006. Bandung. Kalista

v    Prof. Adil Fatah Abdullah, Jihad di Jalan Allah. 2004. Jakarta. Mizan

v    M. Quraish Shihab. Wawasan al-quran. 2007. Bandung. Mizan

v    http://www.an-nashihah.com/isi_berita.php?id=48 

v    http://www.an-nashihah.com/isi_berita.php?id=44

 

 

 



[1] Mahasiswa semester IV asal Lumajang

[2] Wawasan Al-Quran karangan Qurais shihab hal: 660

[3] Ibid hal: 601

[4] Ibid hal: 669

[5] Ibid hal: 673

Views: 2984 | Added by: suhadi | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Log In
Search
Calendar
«  March 2010  »
SuMoTuWeThFrSa
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031
Entries archive
Site friends
  • uCoz Community
  • uCoz Manual
  • Video Tutorials
  • Official Template Store
  • Best uCoz Websites