Akhir-akhir
ini di Negara kita Indoneisa penuh dengan aksi-aksi militant yang mengatas
namakan islam, mereka sering berbuat aksi terror di Negara kita. Seperti yang
kita ketahui, Indonesia
berpenduduk islam terbanyak dan disinyalir sebagai pencetak bibit para
terorisme. Itulah pendapat para penguasa di Negara-negara adikuasa seperti
Amerika-Inggris dan itu semakin jelas dan semakin kita rasakan setelah Amrozi
pada tahun 2008 dieksekusi mati oleh pengadilan tinggi. Azhari yang tewas dalam
aksi baku tembak dengan tim densus 88 POLRI dan
baru-baru ini yang disinyalir sebagai anak buah Azhari yaitu Dulmatin tewas
juga dalam baku
tembak dengan tim densus 88 POLRI. Mereka semua merupakan militant-militan yang
menamakan islam dan bangga atas semua yang mereka perbuat.
Islam
sebernarnya adalah agama damai, damai dalam artian menghormati pemeluk agama
selain agama islam akan tetapi islam juga agama yang keras, keras disini
berarti kelompok atau agama yang ingin menghancurkan islam dan memecah belah
islam maka islam disini tidak bisa tinggal diam dan umat islam pun wajib
memeranginya dan siap untuk melawan siapa saja yang ingin memerangi islam.
Dalam al-quran allah berfirman surat
Al-Taubah ayat73 dan Al-Tahrim yang artinya: ”Wahai Nabi, berjihadlah kamu
menghadapi orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan keraslah terhadap
mereka. Tempat mereka adalah neraka Janannam dan itu adalah seburuk-buruk
tempat. Dalam ayat ini jelas dikatakan barang siapa yang ingin memerangi islam
maka islam siap akan menghadapinya baik itu dari golongan orang-orang kafir
atau dari golongan orang-orang munafik.
Pengertian
jihad
Islam membawa nila-nilai kebaikan
dan menganjurkan manusia agar menghiasi diri dengannya, serta memerintahkan
manusia agar memperjuangkan hingga mengalahkan kebatilan. Dalam sebuah surat Al-Anbiaya’ ayat
16-18 yang artinya: "Kami tidak menciptakan langit dan bumi, dan segala yang
ada diantara keduanya dengan bermain-bermain. Sekiranya kami hendak membuat suatu
permainan, tentulah kami membuatnya dari sisi kami. Jika kami menghendaki
berbuat demikian (tentulah kami telah melakukannya). Sebenarnya kami
melontarkan yang hak kepada yang batil, lalu yang hak itu menghancurkannya,
maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaan bagi kamu
menyifatinya (Allah dengan sifat yang tidak layak)”. Dalam hal menghancurkan
yang batil itu tidak akan terlaksana kecuali dengan adanya perjuangan. Dalam
buku yang berjudul Wawasan Al-Quran karangan Quraishihab hal 660 istilah
perjuangan itu di Al-Quran dinamakan dengan kata jihad. Namun kata ini sering
kali disalah artikan dan disalah gunakan. Kata jihad terulang dalam Al-quran
sebanyak empat puluh satu kali dengan berbagai bentuknya[2].
Menurut Ibnu Paris (w.395 H) dalam bukunya, Mu’jam Al-maqayis fi Al-Luqhah,
"sebagai kata yang terdiri dari huruf j-h-d, pada awalnya mengandung arti
kesulitan atau kesukaran dan yang mirip dengannya”. Makna jihad itu sendiri
dalam bukunya kata jihad terambil dari kata jahd yang berarti "letih/sukar”[3].
Jihad
memang sulit dan menyebabkan keletihan disertai dengan pengorbanan yang cukup
besar.Disini kita bisa menilai bahwa
jihad itu adalah perbuatan yang membutuhkan banyak sekali energi dan tenaga
yang cukup besar dengan tujuan memerangi kebatilan. Jihad juga mengandung arti
”kemampuan” yang menuntut sang mujahid mengeluarkan segala daya dan
kemampuannya demi mencapai tujuan. Perjuangan atau yang dinamakan jihad itu
sendiri adalah tidak selalu indentik dengan kekerasan. Memerangi orang-orang
kafir dan orang munafik adalah kewajiban kita sebagaimana dalam firman-Nya surat Al-Taubah ayat73
dan Al-Tahrim ayat9 yang artinya: "Wahai Nabi, berjihadlah menghadapi
orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap keraslah terhadap
mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah buruk-buruk tempat.
Dalam ayat ini perlu kita garis bawahi bahwa memerangi orang-orang kafir dan
orang-orang munafik itu tidak selalu indentik dengan kekerasan kecuali bagi
orang-orang kafir yang benar-benar memusuhi kita, jika ada orang-orang kafir
yang dikatakan kafir dzimmi atau kafir yang tunduk patuh terhadap pemerintahan
kita dan selalu membayar pajak maka mereka wajib kita lindungi bukan malah kita
perangi.
Disamping
berjihad memerangi orang-orang kafir kita tentu tidak boleh melupakan bahwa
masih ada musuh kita yang jauh lebih kejam dan yang bisa membuat kita
terjerumus kepada neraka jahannam yaitu memerangi syetan dan hawa nafsu kita
sendiri. Keduanya pun harus kita hadapi dengan perjuangan. Allah berfirman yang
artinya: "Janganlah kamu mengikuti langka-langkah syetan, karena sesungguhnya
syetan merupakan musuh yang nyata bagimu”.(Qs Al-Baqarah: 168)[4].
Kita dapat mengetahui bersama bahwa syetan itu adalah musuh yang nyata bagi
kita, oleh karena itu kita wajib memusuhi dan memeranginya dengan cara berdoa
dan selalu memohon agar kita dilindungi dari godaan syetan yang terkutuk sesuai
dengan firman allah yang artinya: "dan jika kamu ditimpa godaan syetan,
berlindunglah kepada allah. Sesungguhnya allah maha mendengar lagi maha
mengetahui”.(Qs Al-A’raf: 200)[5].
Selain syetan yang selalu mengajak kita kepada perbuatan yang dilarang oleh
Allah ialah hawa nafsu yang juga perperan penting untuk selalu menyesatkan umat
manusia. Dalam firman-Nya yang artinya: "Siapa lagi yang lebih sesat daripada
yang mengikuti hawa nafsunya, tanpa petunjuk dari Allah?”.(Qs Al-Qashash: 50).
Jadi jelaslah bahwa jihad yang perlu kita lakukan ialah memerangi syetan dan
hawa nafsu kita yang selalu mengajak kita kepada jalan yang sesat. Jihad dalam
pengertian secara umum ialah melakukan suatu perbuatan yang dimana menggunakan
segala kemampuannya baik itu berupa tenaga, harta maupun nyawa demi membela
agama Allah atau berjuang dijalan-Nya
Jihad pada jaman Nabi dan jaman
sekarang ini sangatlah berbeda jauh, dimana letak perbedaannya? Di jaman Nabi
jihad itu identik dengan peperangan dan pertempuran memerangi orang-orang kafir
yaitu orang kafir yang ingin menghancurkan agama Allah secara terang-terangan
dan tidak mau membayar pajak kepada orang islam, akan tetapi jihad pada jaman
sekarang ini tidak bisa diartikan sama seperti jaman Nabi dahulu, karena
sekarang sudah mempunyai sifat toleransi antar agama. Walaupun sebenarnya
mereka tetap ingin memerangi agama Allah baik secara terang-terangan seperti kristinisasi
maupun secara sembunyi-sembunyi seperti mempengaruhi pemikiran-pemikiran
orang islam yang berkaitan dengan aqidah (hermeneutika, sekularisasi,
pluralisasi dll). Sedangkan teroris itu sendiri bukan berasal dari islam
atau tidak ada dalam ajaran islam itu sendiri. Teroris ini adalah kelompok
garis keras yang mengatasnamakan islam yang ingin berjuang membela islam lewat
aksi-aksi yang kurang bertanggung jawab seperti aksi terror dan bom bunuh diri.
C.Perbedaan antara Jihad di jalan
Allah dan Terorisme
Jihad yang telah kita ketahui
bersama ialah bentuk upaya dan kemampuan untuk berjuang baik berupa harta
maupun nyawa yang bertujuan untuk memerang siapa saja yang ingin memerangi dan
menghancurkan islam secara terang-terangan sebagaimana yang dilakukan oleh
orang-orang kafir. Sedangkan Terorisme ialah aliran garis keras yang
mengatasnamakan islam untuk berjuang membela agama islam akan tetapi cara yang
dilakukannya tidak sesuai dengan ajaran islam itu sendiri. Menurut mereka jihad
ialahselalu
mendengung-dengungkannya dengan berlebihan dan menggunakannya untuk setiap
orang yang iltizam (berpegang teguh) pada agama Islam dari para ulama rabbany
(pendidik), da’i-da’i yang memperbaiki (umat) yang beriman kepada Allah dan
Hari Kemudian, yang mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran dan
berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebagaimana mereka juga menggunakannya untuk
selain mereka (di atas) dari orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai
da’i-da’i Islam akan tetapi berjalan di atas jalan-jalan kebodohan dalam
mengajak manusia untuk Iltizam dengan agama Islam dan hukum-hukum syari’atnya
menurut persangkaannya.
D.Konsep jihad menurut islam
a)Jihad yang mencerminkan
pembelaan terhadap umat islam
Berdasarkan konsep umum islam
sebagai rahmatan-lil-‘alamien yaitu sebagai rahmat bagi seluruh alam, maka
islam mengajarkan jihad itu bukan hanya untuk membela islam dan umatnya saja
atau untuk menjaga kepentingan mereka akan tetapi jihad juga bertujuan untuk
membela keadilan bagi seluruh umat manusia baik itu dari umat islam itu sendiri
maupun bagi umat selain islam. Dalam Al-quran Allah berfirman yang artinya:
"Dan sekiranya Allah tidak menolak sebagian manusia dengan sebagian yang lain,
tentulah telah dirobohkan biara-biara nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah
ibadat yahudi dan masjid-masjid yang didalamnya banyak disebut asma Allah.
Sesungguhnya Allah pasti akan menolong orang yang menolong agama-Nya.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. (Qs Al-haj: 40).
Ayat ini menafsirkan bahwa umat islam dididik bukan hanya untuk membela umat
islam saja, tetapi juga membela agama selain islam jika mereka didzolimi. Dalam
ayat ini juga menegaskan bahwa walaupun islam tidak sependapat dengan aqidah
agama lain, namun islam tetap menghormati kehidupan beragama dan islam cinta
kedamaian.
b)Jihad pendorong kemakmuran
dunia
Jihad itu identik dengan perjuangan
dan semangat yang tinggi. Semangat yang tinggi inilah yang sebenarnya mendorong
umat islam untuk bangkit dari keterpurukan baik itu moral maupun dibidang
ekonomi. Semangat yang dimiliki pejuang-pejuang islam ini dapat mendorong umat
islam untuk mengusahakan kemajuan dan pembangunan bagi manusia dalam
perekonomian Negara. Jadi jihad itu harus mencerminkan semangat yang nyata
yaitu semangat yang mewujudkan kemajuan dan pembangunan baik itu bidang ekonomi
maupun bidang-bidang yang lain. Dalam firman allah yang artinya: "hendaklah ada
dari kalangan kamu satu umat yang mengajak kepada kebaikan dan menyeru kepada
yang maaruf dan mencegah yang mungkar dan mereka itulah golongan yang Berjaya”.(Qs
al-qashash: 87). Islam itu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berjuang
demi kemakmuran umatnya dan dunia dengan cara berlomba-lomba mengajak kepada
kebaikan dan menyeru kepada yang maaruf dan mencegah yang mungkar karena dengan
itulah umat islam akan selalu jaya dan maju diberbagai bidang. Sedangkan
teroris walaupun mereka memiliki semangat yang tinggi pula akan tetapi semngat
itu direalisasikan terhadap bentuk tindakan-tindakan yang salah.
E.Kesimpulan
Melihat berbagai peristiwa teror
yang terjadi di berbagai Negara terutama di Indonesia, apalagi hal tersebut
dituduhkan identik dengan syari’at yang mulia nan suci yaitu islam, melihat
banyaknya kebingungan di kalangan kaum muslimin akibat syubhat (kerancuan) dan
racun yang disusupkan oleh musuh-musuh Islam tentang terorisme dan melihat
salah "terjemah” terhadap kalimat terorisme dan salah menempatkannya. Maka kami
mengangkat fatwa-fatwa para ulama besar yang merupakan lentera di tengah gulita
dan kelompok yang terus-menerus menampakkan kebenaran di setiap zaman
sebagaimana dalam hadits yang mutawatir[6]
Rasulullah
shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda : "Terus menerus ada sekelompok
dari umatku yang mereka tetap nampak di atas kebenaran, tidak membahayakan
mereka orang yang mencerca mereka sampai datang ketentuan Allah (hari kiamat)
dan mereka dalam keadaan seperti itu”. Dari hadist diatas juga sebagai bantahan
terhadap orang-orang yang penuh dengan nista pemikiran sesat dan bergelimang dengan
lumpur penyimpangan yang menodai nama Islam dengan ulah terorismenya.
Jihad yang benar ialah jihad yang selalu berada dijalur
allah dan tidak selalu identik dengan kekerasan dan perlu kita ingat jihad yang
paling besar yang perlu kita hadapi ialah memerangi syetan dan hawa nafsu kita
sendiri.
Daftar pustaka
vProf. KH. Ali Yafi. Jihad Dalam Konteks Islam.
2006. Bandung.
Kalista
vProf. Adil Fatah Abdullah, Jihad di Jalan
Allah. 2004. Jakarta.
Mizan
vM. Quraish Shihab. Wawasan al-quran. 2007. Bandung. Mizan